Rabu, 05 Januari 2011

PostHeaderIcon Berbagi, Mengelola Sampah



Master Sampah Com Yogyakarta,


  • Mengajak masyarakat Indonesia yang peduli dan sayang lingkungan, untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara, dengan mengelola sampah/limbahnya.
  • Kami, akan berbagi kepada anda, memberikan informasi, sosialisasi dan bimbingan teknis cara mengelola sampah dengan prosesur yang benar dalam rangka melaksanakan Undang-undang nomor 18 tahun 2008, tentang pengelolaan sampah.
  • Kami juga melayani training dan in house training, bagi mayarakat umum, dunia pendidikan/sekolah/kampus, dunia usaha dan instansi terkait dalam bidang pengelolaan sampah limbah.
  • Rancang bangun teknologi aplikatif tepat guna dalam pengelolaan dan pengolahan sampah, mulai dari teknologi yang sederhana sampai tekknologi otomasi.
  • Ini wujud nyata bakti kepada negeri.





Read more »
Senin, 03 Januari 2011

PostHeaderIcon Ketahanan Pangan dan Energi Hiaju (KEPANGGIH)


HARAPAN ORANG DESA, BISA KEPANGGIH

Kepanggih, kata jawa yang berarti ketemu, orang desa bisa ketemu dengan harapannya yaitu kecukupan pangan dan bahan bakar/energi untuk rumah tangganya.  KePangGiH, Ketahanan Pangan dan Energi Hijau (Bahan Bakar Organik Terbarukan).
Kami orang desa, harapannya hanya satu bisa kecukupan pangan dan kebutuhan bahan bakar untuk rumah tangga. Berkenaan dengan itu, kami, tahun 2006, pasca gempa Yogyakarta, mulai mengelola sampah/limbah secara terpadu untuk meraih Kepanggih.
Kami mulai merintis dan mengajak masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah sesuai dengan cara dan prosedur yang benar.  Sampah kami kelola dengan model 3 R ( Reduce, Reuse dan Recycle).
Sampah anorganik seperti bungkus makanan dll, kami kelola menjadi kerajinan/cinderamata, dompet, tas sekolah, tas laptop, tempat sampah, tempat pensil, dll.
Sedang sampah organic basah dan mudah busuk dijadikan pupuk dan nutrisi organic , menuju pertanian organic dalam rangka kecukupan pangan. Sedang sampah organic kering, ikatan kimia panjang dan tidak mudah busuk diolah menjadi Bahan Bakar Organik (BBO), pada awal rintisan diolah menjadi Briket Sampah ( pertama kami luncur Nopember 2006), sebagai pengganti minyak tanah. Untuk limbah peternakan diolah menjai biogas. Sekarang sedang merintis mengelola sampah menjadi bahan bakar cair ( Bio Oil). Salah satu bahan baku pokoknya adalah air lindi dari TPA.
Kami, selaku GURU NDESO, punya komitmen, sejahtera bersama orang desa, dengan mengelola sampah menjadi berkah. Inovasi yang sekarang baru berjalan mencukupi kebutuhan sayur organic di lahan terbatas, dan kebutuhan protein hewani, dengan mengelola sampah menjadi belatung, untuk pakan ternak dan ikan. Serta mengelola sampah organic menjadi Pakan Ternak baik Unggas dan Hewan/Sapi. Dengan peternakan unggas, yang hanya cukup dikasih makan 2 kali sehari dengan efisiensi 95%, ( 100 ekor bebek bisa betelur sekitar 95 butir, kebutuhan protein akan tercapai.
Dalam rangka mencapai pertanian organic juga mengelola dan mengolah sampah organic menjadi herbisida organic.  Hasil penelitian kami tahun 2008, yang didanai beasiswa unggulan P2SWOT Biro PKLN, (Peracangan Perlatan Pengelohan Sampah organic menjadi bahan bakar alternative dan herbisida organic) dengan metode dan perlatan tepat guna dhasilkan herbisda organic yang bisa mengusir serangga termasuk lalat buah.
Sampai saat ini kami masih mandiri, belum ada bantuan dari manapun. Untuk itu kami mengharap ada bimbingan sehingga harapan kami orang desa bisa terpenuhi. Bisa KEPANGGIH.
Langkah selanjutnya bercita-cita, ibu-ibu PKK bisa berperan serta menuju kepanggih dengan Program PKK SMART. Mengelola lingkungan dengan tanaman/sayur dan buah organic, yang disemprot dengan herbisida organic dan mengolah Bahan Bakar Organik, sehingga makanan kita benar-benar organic. Selain itu juga membuat  tas belanja, dompet, paying dan kebutuhan cinderata mata  rumah tangga berbahan baku sampah yang smart dan elegan.


*)Basriyanta, MT. Sekretaris lembaga Teknologi Kepanggih Yogyakarta
Read more »
Sabtu, 01 Januari 2011

PostHeaderIcon MERDEKA DENGAN BAHAN BAKAR ORGANIK(BBO)






Melangkah Menuju Mandiri Energi


Pengantar


    Krisis energi telah menimpa wilayah kita, apalagi setelah minyak tanah sudah tidak lagi disubsidi dan begitu sulit untuk mendapatkannya. Kondisi ini perlu dicarikan solusi pemecahannya, salah satunya dengan konsep DESA MANDIRI  ENERGI (DME).  DME, bertujuan untuk menjadikan masyarakat desa mempunyai kemandirian dalam pengadaan energi, baik secara langsung maupun tidak langsung. DME bercirikan propoor, projob dan progrowth.
     Suatu desa  sebaiknya mampu memproduksi energinya. Mereka sebaiknya memproduksi bahan bakar untuk keperluan rumahnya tangga, pengganti minyak tanah, bahan bakar kendaraan dan peralatan pertanian. Wujud nyata hal ini kita bisa melaksanakan pertanian energi (energy farming)  dan pengelolaan sampah/limbah, dengan menggunakan teknologi tepat guna.
  Langkah nyata dengan memproduksi bahan bakar organic (BBO) baik padat (briket bioarang), bahan bakar gas (biogas) dan bahan bakar cair ( bioetanol, biodiesel, dan biooil).
 Dengan tersedianya BBO ini kebutuhan bahan bakar untuk rumah tangga akan tercukupi, baik itu untuk kompor, kendaraan, dan peralatan pertanian.
   Selain BBO, dalam rangka DME,  dapat memanfaatkan tenaga surya dengan solar sel, tenaga angin ( model kincir), tenaga air dengan mikrohidro, untuk menambah kebutuhan energi listrik untuk industri kecil.
   
Merdeka dengan bahan bakar organik (BBO)

Bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga, merupakan bahan yang sangat vital, melebihi kebutuhan pangan. Masyarakat desa, begitu mendambakan ketersediaan bahan bakar yang murah, mudah dan ramah lingkungan. Apalagi bisa dibuat sendiri, dengan teknologi  sederhana.

Bahan bakar organik(BBO), baik padat (biobriket), gas (biogas) dan cair (bio-oil)(Basriyanta,2007) merupakan bahan bakar yang mudah dan bisa dibuat sendiri oleh masyarakat desa. Bahan bakunya sangat melimpah di pedesaan, seperti biomassa, sampah organic, kotoran hewan dan buah-buahan serta umbi-umbian.
Kelebihan BBO, mudah dibuat, bahan baku melimpah, aman digunakan, murah, dan ramah lingkungan.

Dengan sedikit sentuhan dan bimbingan teknis, masyarakat desa mempunyai kreatifitas dan inovasi yang luar biasa, termasuk dalam penyediaan BBO. Masyarakat mampu memenuhi kebutuhannya dengan menge lola sampah dan energi alternatif terbarukan, sehingga ketahanan energi akan bisa terpenuhi. Kawasan /desa mandiri energi segera tercapai. Masyarakat desa akan merdeka dibidang kebutuhan energi, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006, tentang Kebijakan energi nasional dan Inpres No.1 Tahun 2006.


BRIKET BIOARANG BERBAHAN BAKU SAMPAH ORGANIK

Sampah disatu sisi merupakan masalah, tetapi disisi lain merupakan berkah kalau kita bisa menemukan solusi pengelolaan, pengolahan dan pemanfaatan dengan benar dan tepat. Salah satu alternatifnya adalah pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan model swakelola, mandiri, produktif dan integratif serta ramah lingkungan. Dengan pengelolaan ini kita bisa mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat, layak pakai dan layak jual, sehingga  bisa memanen sampah.
Salah satunya adalah bahan bakar organik (BBO), meliputi Briket Bioarang, Biogas, Bio Oil dan Biofuel

Briket Bioarang
Bioarang merupakan sumber energi biomassa yang ramah lingkungan dan biodegreble, sebagai pengganti bahan bakar dapur rumah tangga, baik itu minyak tanah, maupun elpiji. Biomassa ini merupakan sumber energi massa depan yang tidak akan pernah habis, bahkan jumlahnya akan bertambah, sehingga sangat cocok sebagai sumber bahan bakar rumah tangga.
Berikut disampaikan cara pembuatan bioarang yang sangat sederhana.

Bahan Baku :
Bahan baku untuk membuat briket sampah meliputi : dedaunan, sampah/limbah organic pertanian, limbah padat organic yang ada di pesisir pantai.
Peralatan yang digunakan meliputi : Kiln metal (alat pengarangan), Alat Penghancur /penghalus arang, Alat Pencampur dan Alat Pencetak.
Alat bantu : sekop, palu, sangkul dll . Proses pembuatan briket bioarang meliputi :
  •  Proses pengarangan (pirolisis) dengan alat kiln metal model internal combustion chamber

    Proses produksi briket bioarang :
  • a. Proses pengarangan (pirolisis)
  • b. Proses pencampuran dengan bahan perekat
  • c. Proses pencetakan
  • d. Proses pengeringan
    BIO OIL sebagai pengganti minyak tanah

         Sampah/limbah dari bahan baku untuk membuat biodiesel/biomassa dapat diolah menjadi biooil. Biooil adalah bahan bakar nabati yang berasal dari konversi kayu /biomassa atau lignoselulosa yang diubah dalam bentuk cair. Pengubahan tersebut dilakukan melalui proses pirolisis eksplosif atau proses pembakaran dengan udara terbatas pada tekanan tertentu ( thermo chemical li-quefaction). Bahan bakar ini digunakan dengan cara dibakar langsung, misalnya dimasukkan ke dalam kompor minyak tanah dan akan menyala.
          Bio oil ini cocok digunakan sebagai pengganti minyak tanah yag sudah sangat sulit dicari, sementara saat ini kompornya masih nganggur.



    Biofuel (Bahan Bakar Nabati)


    Apakah biofuel itu ?
    Seperti tercantum dalam Inpres no.1 dan Perpres No.5 tahun 2006, biofuel diterjemahkan sebagai bahan bakar nabati(BBN).  Energi terbarukan, energy yang berasal dari bahan yang ditanam (tumbuhan) yang dibudidayakan oleh manusia yang selanjutnya dipanen dan diolah menjadi bahan bakar secara berkesinambungan. Bahan bakar nabati, dipilah menjadi dua bagian besar yaitu bioetanol dan biodiesel.
    Bioetanol
    Bioetanol, adalah etanol yang diperoleh dari fermentasi bahan  baku yang mengadung pati atau gula seperti tetes tebu dan singkong., kulit pisang, gandum, sorgum, umbi-umbian dan segala tanaman yang mengandung karbohidrat. 
    Bioetanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar  adalah alkohol bebas air dan berkadar lebih 99,5%.  Dapat digunakan sebagai bahan  bakar pada kompor bioetanol.    
    Biodisel
    Biodisel  merupakan  BBN untuk menggerakkan mesin-mesin disel pengganti solar. Berasal dari minyak nabati yang dikonfersi melalui rekasi fisika dan kimia, sehingga secara kimia sifatnya sudah berubah dari aslinya. Sedangkan minyak jarak mentah hasil dari proses pengepresan dan disaring dengan saringan 3 micron, tanpa mengalami proses pemurnian, dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah dan dinamakan biokerosin.

    BIOGAS


    Kebutuhan sumber energi di pedesaan semakin meningkat, bagi kebutuhan rumah tangga, pertanian,  dll. Kotoran hewan (Kerbau, Sapi, Kambing, Babi, Ayam) banyak terdapat di pedesaan yang merupakan bahan baku utama dari biogas. Pembuatan alat penghasil biogas  cukup sederhana dengan biaya pembuatan relative murah, baik dengan model tetap maupun portable skala rumah tangga.

    Untuk pembentukan gas metana (CH4) dibutuhkan unsur Carbon (C) dan Nitrogen (N) diperlukan oleh bakteri anaerobik dalam pembentukan sel, 
    Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. 
     Perbandingan C/N yang paling baik untuk pembentukan gas bio adalah 30.

    Dengan pengelolaan dan pemanfaatan bahan bakar organik ini, kebutuhan bahan bakar untuk rumah tangga akan tercukupi, tidak lagi ada keterfantungan dengan pihak lain. Mandiri energi segera tercapai. Desaku pasti sejahtera, masyarakat madani 


     

     

     

     

     

     



    Read more »